Widget HTML Atas

Kok belajar terasa beban dan berat? Ini SOLUSInya


 ***Ketika jenuh bersekolah***

Aduh, Tugas Kok tidak ada habisnya tiap Hari.

Malas Ah, Bangun pagi ke sekolah.

Kapan Pelajaran ini selesai ya..?

***Ketika liburan yang ditunggu-tunggu tiba***

Assiikk.. Tiba waktunya kita liburan sobat. 

Tidak ada lagi ujiaaan untuk sementara, tak ada kerjaan namanya PR tiap hari, tugas kelompok yang ribet tidak ada. 

Tidak ada kejutan akibat ada Quiz dadakan. 

Dan sekarang tiba waktunnya kita semua liburan dan main sepuasnya! Singkirkan semua buku pelajaran dan buku tulis ke lemari sampe berdebu. Liat aja buku buat pusing.!


Beginilah kondisiku ketika sekolah dulu. Btw, ada tidak diantara sobat yang pernah mengalami hal yang sama dengan di atas? Oke, memang sudah waktunya liburan. Akan memasuki bulan puasa, waktunya mengadakan acara bukber bareng temen kalian, saatnya mengahabiskan waktu di depan layar menonton semua pertandingan Piala Dunia yang masih tersisa,serta mengerjakan kegiatan mengasikkan lainnya, pokoknya pekerjaan tugas untuk sementara ditiadakan karena liburan. Namun sebelum kalian pergi menghabiskan waktu dengan berlibur, Mari kita sama-sama kembali mengingat tentang bagaimana kalian telah menjalani setahun ajaran yang kalian lalui sobat.

Coba ingat lagi curahan hati diatas dan renungkan lagi. Sebenarnya selama setahun terakhir ajaran ini, 
apa kalian rasa kalau belajar itu sebuah beban yang terasa berat? Mirip sebuah tugas wajib yang harus dijalani atas status sosial yang sandang sebagai pelajar? 
Sehingga ketika tiba waktunya merayakan keberhasilan melewati dan bertahan dari segala gempuran tugas PR, kerja kelompok, ulangan harian, ujian semester, dan lain-lain.

Menurut pribadi saya, pasti ada beberapa yang membaca artikel ini merasa seperti itu, yah tidak sepenuhnya salah kalian jika kita memandang secara menyeluruh atau holisitk. Memang sistem pendidikan di Indonesia yang monoton dan menindas cenderung menjadikan siswa merasakan beban dan enggan menikmati proses belajar. Akhirnya tanpa disadari menciptakan sebuah pandangan(paradigma) diantara kalangan pelajar bahwa:

Belajar = Beban dan Berat dan Main = Hiburan 
 
Belajar seperti beban hidup yang terasa berat bagi seorang pelajar. Seolah-olah hidup hanya dihabiskan pergi pulang sekolah, dengar kemudian catat penjelasan guru di kelas di kelas, membaca buku cetak, tulis ringkasan, hafal rumus, kerja tugas individu maupun kelompok, menjawab ujian dengan maksimal, wah, banyak juga ya. Setelah semua itu menyelesaikan kewajiabn itu, waktunya bisa melepas beban dan menikmati kehidupan.

Kalau memikirkan itu, kehidupan kita sebagai seorang pelejar sungguh menyedihkan bukan? Baiklah kurang lebih seperti itu yang saya rasakan juga waktu selama masa bersekolah dulu. Belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai. Setelah mendapatkan hasil yang memuaskan dan tidak malu-maluin barulah dengan bangganya diperlihatkan ke orangtua, tante, kakek nenek, tukang bakso eh apaan. Setelah itu bisa refrreshing dan menikmati hidup.

Kurang lebih seperti itulah saya melewati proses belajar dengan cara berpikir seperti itu selama bartahun-tahun. Melaksanakan tanggung jawab beban bernama B-E-L-A-J-A-R, mau atau tidak tetap berlajar disaat rasa malas menghampiri. Dengan cara seperti itu saya dapat bertahan dengan dengan nilai yang cukup memuaskan, namun bukan belajar supaya jadi orang cerdas, tapi belajar karena alasan takut kena marah kalau tidak mengerjakan tugas dan nilai ulangan malu-maluin. 
Disisi lain saya juga berpikir mesti "sekolah belajar dengan giat dan benar" merupakan kewajiban, dan harus belajar memikul tanggung-jawab sejak dini sebagai seorang pelajar kepada orang tua yang sudah berusaha banting tulang agar saya dapat bersekolah. 
Sekarang kalian bagaimana, apakah sempat terlintas di pikiran seperti itu ketika masa sekolah dulu atau sekarang? Coba curhat di kolom koementar dibawah, saya mau dengerin curhatan kalian.



Oke, mungkin ada dari kalian yang berpikir seperti berikut. 
" Iya memang seharunya seperti itukan, tapi apa salah kita berpikir kayak itu? Belajar memang harus dipaksakan demi kebaikan diri sendiri dan menjadi tanggung jawab kita."
Jadi seperti ini sobat, jika melihat dari sudut pandang kita bahwa melawan rasa malas untuk belajar memang terkesan keren dan hebat. Tapi ada penawaran dari saya yang lebih menyenangkan dan juga tak kalah hebat teruntuk sobat yaitu:
Kalau kalian bisa menikmati proses belajar itu sendiri

Ya, daripada kita menghabiskan waktu belajar dengan berpikir bahwa belajar = beban, sedangkan main = hiburan sehingga terjebak dalam keadaan menyedihkan. 

Namun, apakah pernah tidak terlintas di pikiran kalian kalau saja  kita bisa mengubah pikiran dengan membalikkan bahwa belajar = hiburan sedangkan main = beban.

Sepengetahuan saya dari cerita yang kudengar salah satu orang yang berhasil melakukan itu adalah Alm. Bapak B.J. Habibie diseru keluar main bentar karena belajar terus malah tidak mau, kalau kita sebaliknya diseru belajar bentar karena main terus. Pernah tidak berpikir kalau kita bisa menikmati proses belajar juga seperti Alm. Bapak B.J Habibie atau seperti kita menikmati main,pasti kita merasakan hidup ini begitu ringan dan menyenangkan. Simak video berikut: 


Sekarang yang menjadi pertanyaan besar adalah...

" Memangnya bisa kita menikmati proses belajar seperti kita menikmati saat kita bermain? Kalau memang bisa begitu saya mau sekali begitu. Bagaimana caranya? Sepertinya hal tersebut MUSTAHIL."

Baiklah, untuk menjawab pertanyaan di atas, saya memberi gambaran sedikit mengenai beberapa contoh pengalaman palajar dan saya pun juga mengalami beberapa hal tersebut ketika masih masa berbaju putih abu-abu. 

Pasti ketika masa sekolah, saat usia remaja. Setiap masa peralihan anak-anak ke remaja tentu ada ide dan kelakuan yang beragam unttuk menikmati masa muda dan melepas letih dan lelah dari beban tuntutan akademi dari sekolah. Bagi masing-masing siswa/pelajar yang senang berolahraga, definisi hiburan yaitu badminton, basket, futsal, dan semacamnya. Bagi yang suka seni, definisi hiburan yaitu belajar main musik, nyanyi, grup band, paduan suara, dll. Dan segala hal yang menjadi pelepas letih diluar kegiatan belajar di kelas yang dilakukan oleh kawula muda pada jaman dahulu, mulai dari jalan-jalan berwisata atau mall, bucin, dan sampai sepeda bahkan balap motor, dan sebagainya. 

Dari sekian banyak pilihan yang banyak, saya bukan termasuk semua yang disebutkan diatas, bukan pemuda yang senang berolahraga atau seni. Jadi definisi hiburan saya yaitu video game, hidup gamer. Player video game yang merasakan beberapa perangkat mulai dari Gimbot, PSP, PS satu dan dua, sampai komputer. 

Menurut saya, itu merupakan bentuk pembalasan dari segela tuntutan pelajaran di sekolah. Pokoknya waktu itu, game adala suatu kebanggaan diri dalam hidup. Main game begitu asik mulai dari pulang sekolah sampai lupa waktu, bahkan tidak mandi seharian dan lupa makan. Tenggelam dalam dunia game digital menyelesaikan tantangan, mencari senjata langka, armor kebal dan menaikkan level.

Tapi saya heran kenapa bisa ketika bermain game itu tidak perlu motivasi, tidak perlu dipaksakan, tidak disuruh saya lakukan, apala rasa malas tidak pernah muncul selama main vidio game.
Bisa merasakan ketagihan BELAJAR dan Menemukan hal baru saat main game dengan pikiran dan suasana hati yang menikmati tanpa beban. Jika dibandingkan sama prestasi di sekolah, sudah masuk masuk 10 besar sudah cukup memuaskan , tidak pernah terlintas keinginan mengejar ranking satu. Berbeda kalau persoalan game pasti kerja jadi yang terbaik samapai tidak ada siapapun yang bisa mengalahkan dari segi skill, level, peringkat dll.

Dan salah satu pertanyaan lain dalam diri adalah kenapa kalau menghafal pelajaran untuk ulangan susah, apa iya daya ingat yang lemah? Tapi kalau ratusan nama hero, senjata, kombinasi skill, dan puluhan item bisa sampai detail bahkan saya lebih tertarik belajar bahasa inggris kalau game berbahasa inggris karena merupakan petunjuk buat selesaikan gamenya?

Liat tuh mukanya senang banget serasa tidak ada beban hidup

Coba renungkan dulu:

" Seandainya menikmati proses belajar di sekolah sama ketika lagi menikmati main game, pasti hidup menyenangkan sama saat kita rasakan ketika main game, tidak perlu lagi terbebani dengan yang namanya belajar"

Dengan munculnya pikiran semacam itu, saya merefleksikan diri sendiri, Apa yang menjadikan saya punya motivasi yang kuat ketika main game dan selalu merasa tidak cukup bahkan tidak pernah bosan? Setelah mencoba renungkan dan pikirkan secara mendalam, ternyata ada beberapa penyebab atau faktor yang membuat para gamer sampai begitu.
  1. KESERUAN - Pasti setiap game yang dimainkan mempunya daya tarik dan keseruan yang tiada habisnya sesuai minat player 
  2. PERSAINGAN - Game yang selalu mewarkan kompetisi selalu membakar semangat antar pemain yang membuat selalu merasa tertantang 
  3. PENASARAN - Selalu ada hal yang membuat penasaran di setiap game apabila setelah menyelesaikan sebuah level atau bos, selanjutnya apa dan mendapatkan apa
  4. KARAKTER - Gamer menawarkan identitas pembeda. Artinya, Definisi hebat atau keren didapatkan ketika gamer mempunyai item langka atau level tertinggi yang menjadikan seorang gamer yang hebat
  5. HADIAH - Setiap menyelesaikan tantangan atau misi, pasti mendapatkan reward/ hadiah. Hadiahnya bermacam-macam seperti EXP, Sejata atau Armor, Skill baru yang lebih kuat. Dengan adanya sebuah checkpoint. Kita jadi punya tujuan untuk terus menerus main game. Karena itu membuat player terus Ketagihan main game.
Setelah mengetahui faktor sehingga bisa termotivasi diatas. Selanjutnya tinggal mencoba untuk mencari tahu cara "supaya bisa mengubah pikiran dan perasaan  yang didapat dari main game ke dalam proses belajar". Coba deh bagian kalian tanamkan dalam kepala kalian, dan praktekin dengan serius.

Mulai dari kalian ada TANTANGAN BARU mulai coba membukan gagasan lama dengan mengubah paradigma berpikir dalam belajar. Dengan puasa bermain VIDEO GAME atau menjauhkan diri dari segala hal yang menganggu proses pelajaran selama setengah tahun. Sebagai gantinya. asumsikan dalam pikiran bahwa semua proses belajar  adalah sebuah tantangan game terbaru yang perlu diselesaikan.

Ketahui pula dua istilah ini dalam bahasa inggris yang sering disamakan artinya dalam bahasa indonesia tetapi sebenarnya berbeda. Jikan dalam Bahasa Inggris, Belajar dibagi menjadi 2 istilah yaitu STUDY dan LEARN. Letak perbedaannya adalah

STUDYING - proses belajar demi tujuan akademis
LEARNING - proses belajar demi memahami memperoleh pemahaman, pengetahuan, perilaku, keterampilan , nilai, sikap dan preferensi baru.

Anggap bahwa setiap kelas adalah level petualangan dan pelajaran bagaikan monster-monster kuat yang perlu dikalahkan. Untuk bisa menaklukkan monster tersebut, harus megerahkan segala hal lebih daripada sekedar mencatat dan menghafal apa yang diajarkan oleh guru di kelas. Dengan Rutin datang ke sebuah perpustakaan dan belajar dari berbagai sumber di buku cetak, sering bertanya dan berdiskusi dengan kakak kelas, serta menonton video pelajaran di youtube dan mencari berbagai materi palajaran di internet. Dengan merubah mindset seperti itu, percaya atau tiak proses belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan dan asik banget untuk dilakukan.

Pikirkan ketika memahami pelajaran itu berarti bahwa mencapai level kekuatan dan membuka skill baru itu memuaskan bukan. Ketika menyelesaikan tugas dan quiz berarti kita telah menyelsaikan misi dan mendapatkan EXP. Selalu berpikir bahwa karakter/ avatar kita harus selalu ditingkatkan agar menjadi lebih jago dan tak terkalahkan. Dan setiap akan ujian berarti harus mempersiapkan kebutuhan dan akan mendapatkan Reward/hadiah ketika dapat menyelesaikan level dan mengalahkan Bos dengan baik. 

Dengan begitu kalian dapat menikmati dengan santai proses belajar. dan hadirkan dalam diri rasa PENASARAN dengan banyak hal dalam pelajaran dan terus menekuni jurusan yang ditekuni ketika kelak lanjut di bangku kuliah. Merasa tertantang untuk mengeahui hal baru. Jadi berusaha melihat segala suatu seperti pandangan seorang gamer begitu juga sesuai yang kalian anggap hiburan. 

Kesimpulan Merubah paradigma atau pandangan akan memberikan perubahan besar dalam diri dan memberikan kesan berbeda terhadap pelajaran. Dengan merubah paradigma  tidak hanya bisa diterapkan dalam pelajar, tetapi juga hal lain yang memberikan beban dalam kehidupan sebab tidak semua orang menganggap pelajaran adalah sebuah beban. Setidaknya dengan merubah paradigma akan membantu dan menghilangkan yang namanya beban.

Semoga dapat memberikan solusi setelah membaca ini hanya salah satu cara yang ingin disampaikan, semoga bermanfaat. Buat sobat yang mau cerita sedikit kesusahan selama belajar atau beban.  Saya mau tau coba tuliskan di kolom komentar dibawah artikel ini ya.


 
Catatan kaki:
Gambar 1 oleh Peggy und Marco Lachmann-Anke dari Pixabay 
Gambar 2 oleh  Heboh foto anak jalanan numpang belajar di bawah lampu McD dari Tempo.co
Gambar 3 oleh People photo created dari freepik 
Gambar 4 oleh Nebraska Departemen of Education dari Pixabay
referensi Zenius.net






















No comments for "Kok belajar terasa beban dan berat? Ini SOLUSInya"